Minggu, 20 April 2025

Secret Admirer

 

Tuan. pertemuan kita adalah takdir

Menjadi temanmu itu adalah pilihan

Tapi, jatuh cinta denganmu

Maaf itu diluar kendaliku


Tuan, aku tak tahu apakah perasaan ini datang dari Rabb-ku ataukah bukan

Aku tak tahu sejak kapan rasa ini hadir dalam qalbu

dan entah sampai kapan dia akan tinggal di dalamnya

Aku pun tak tahu bagaimana harus menyikapinya


Tuan, rasaku padamu merupakan bentuk ujian keimanan 

yang di berikan Rabb-ku untukku.

Apakah kau tahu Tuan?

Aku belum lulus dari ujian ini karena kau masih terpatri dalam memoriku

Kau hadir dalam keheningan malamku



Majalengka, 20 April 2025



Sabtu, 19 April 2025

Story of Madasari


 



Madasari, terimakasih untuk pesona indah yang kau suguhkan. 
Dengan birunya sagara sejauh mata memandang 
Deburan ombak yang saling bersahutan, 
bagaikan alunan musik yang memberikan ketenangan 

    
Menikmati keindahanmu bersama mereka, 
mengukir kenangan indah dengan kebersamaan merupakan salah satu nikmat Tuhan yang aku syukuri
    
 Madasari, kau tahu,
 Sang Maha Cinta, begitu baik padaku 
 Tuhan  menghadirkan mereka menjadi      
 bagian dalam perjalanan hidupku di dunia ini
  Bagiku mereka bukan hanya sekedar rekan seperjuangan 
 Namun, mereka bagaikan rumah yang memberikan kenyamanan
 Karena disini aku bisa menjadi diriku sendiri 




    📍Pantai Madasari, 18 April 2025


    #madasaribeach #staipuimajalengka #dema #kabinetaksamalaabra #aksarandah #aksa

Selasa, 25 Februari 2025

HARSA


 


HARSA




"Lang, Bolehkah aku egois menginginkan harsa amerta bersamaku ? Aku tak ingin lara hadir menggantikannya tatkala ia tak ada."

"Rum, harsa dan lara hadir silih berganti, mereka tidak bisa amerta seperti keinginanmu pada harsa. Tapi, harsa ada untuk mengajarkanmu bersyukur atas kehadirannya, begitupun dengan lara ia ada untuk mengajarkanmu rasa sabar serta bangkit dari keputusasaan dan mengingatkanmu bahwa setelah kehadirannya akan datang harsamu.

"Tapi, Lang .. "

"Rum, percayalah !"





Kamis, 26 Desember 2024

Surat Kecil Untuk Sahabat

Surat Kecil Untuk Sahabatđź’“


Hai! Bagaimana kabarmu sekarang ? Apakah kamu baik-baik saja ? Aku harap semoga kamu sekarang baik-baik saja. Aku tak tahu kapan kamu akan menemukan tulisanku ini, entah itu saat kita masih bisa menghabiskan waktu bersama atau disaat kita sudah terpisah oleh jarak dan waktu karena berjuang meraih impian kita masing-masing. Apapun kondisinya saat ini, aku harap kita masih memilki hubungan yang baik sebagai sahabat. 

Untuk kamu, sahabatku. Tak pernah aku terpikirkan dapat bertemu dengan orang sebaik kamu yang mau menerima segala kekurangan dan kelebihanku. Dan bahkan mau bersabar serta  membantuku menjadi pribadi yang lebih baik lagi.  Meskipun kamu tahu bahwa sikapku pernah menyakiti hatimu dan membuatmu kecewa. Namun, kamu berbesar hati mau memaafkanku meskipun sejak saat itu hubungan kita sedikit retak. 

Jujur saja, aku tak ingin ada masalah dalam hubungan persahabatan kita, bahkan membuat hubungan kita renggang dan kehilangan kamu saja aku tak sanggup. Tapi, permasalahan itu hadir begitu saja tanpa bisa aku cegah. Duniaku saat itu terasa hancur , aku bingung, entah bagaimana caranya aku memperbaiki semuanya untuk kembali seperti semula. Hubungan kita merenggang, kau menjauh dan aku menyalahkan diriku sendiri. Hal yang tak aku inginkan pun terjadi tanpa bisa aku cegah. Permasalahan itu hadir dan kau kecewa. Aku tahu setiap persahabatan pasti ada problematikanya. Tapi, rasanya aku tak ingin hal itu terjadi dalam persahabatan kita. 

Sebelum tahun 2024 ini berakhir, Aku ingin meminta maaf  padamu atas segala sikapku dan perkataanku yang pernah menyakitimu dam mengecewakanmu. Kamu berhak marah dan kecewa padaku, kamu juga berhak untuk menjauh dariku karena memang itu hakmu dan aku tidak bisa memaksamu untuk tetap bersamaku. Tapi aku berharap semoga kamu berbesar hati mau memaafkan kesalahanku dan menjalin persahabatan dengan ku.

Kamu tahu, banyak kebersamaan yang kita lewati bersama--canda, tawa suka maupun duka, bahkan kita pernah tertwa bersama karena hal-hal random yang kita lakukan. Kita pernah deep talk sampai malam hingga kita lupa waktu pulang. Banyak hal yang kita bahas saat itu, mulai dari impian masing-masing, goals kita, pendidikan, pekerjaan, keluarga, kehidupan, isu-isu hangat yang terjadi bahkan hal kecil seperti make up dan skincare pun masuk dalam list obrolan kita. Padahal saat itu kita terlalu cuek pada diri sendiri dan make up serta skincare tak pernah masuk dalam list obrolan. Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya kedua hal itu masuk dalam list obrolan kita juga. Bahkan kejadian atau pengalaman yang terjadi di 1 jam yang lalu pun kita ceritakan juga. Seru sekali kita bisa menghabiskan waktu bersama. Beribu terimaksih dan syukur  ku panjatkan pada Sang Pencipta yang telah mempertemukanku denganmu. 

Dan terimakasih untukmu yang sudah mau bersahabat dan menghabiskan waktu bersamaku. Terimakasih juga atas kebaikanmu yang selalu aku repotkan. Entah itu kebaikanmu yang selalu memberiku tumpangan, mengajariku materi yang tak ku pahami, membantuku mengerjakan tugas, berbagi makanan denganku,  kamu yang tak keberatan mengantarkanku ke suatu tempat, menemaniku menunggu jemputan dan bersedia menungguku di tempat yang kita janjikan ketika kita ada agenda yang sama . Terimakasih banyak ya untuk segala kebaikanmu, entah bagaimana caranya aku membalas kebaikan kamu. Aku harap semoga Sang Pencipta membalas kebaikanmu yang kamu lakukan padaku. 

Semoga kamu sehat selalu dan di berikan keberkahan dalam hidupmu, diluaskan dan dimudahkan rizkimu serta urusanmu. Dan ku tunggu kabar baik tentang kesuksesanmu sahabatku. ;) <3


Majalengka, 27 Desember 2024

Tertanda 
(inh)



#aksarandah #suratkeciluntuksahabat
#penulispemula #penulisindonesia 


Kamis, 21 November 2024

Puisi_Hujan

 HUJAN 

Aku terduduk seorang diri

di sebuah ruangan yang sepi,

Menatap cakrawala yang kini nampak sendu,

Awan kelabu pun mulai menghiasi

Hingga tak terasa rintik-rintik sendunya mulai membasahi bumi 


Di ujung detik yang redup,

Dipeluk rasa yang berkelana,

Jendela tua menjadi saksi bisu

Bagaimana air mata langit yang tak terbendung 

turun dengan derasnya 

menyimpan sejuta rahasia di sana


Majalengka, 06 Juli 2024


#hujan #sendu #puisi #penulispemula

#penulisindonesia

Sabtu, 18 Maret 2023

Memoar_Sang Rembulan Dengan Sinarnya

            Aku duduk sendiri di ujung koridor kampus lantai 2 di dekat ruangan kelasku. Sebuah tempat yang sering kali digunakan oleh beberapa mahasiswa untuk berkumpul, berbagi resah atau sekedar menghisap sebatang rokok untuk menghilangkan penat sembari menunggu mata perkuliahan selanjutnya. 

        Aku diam membisu dengan netra yang terus menatap karya Tuhan yang paling indah di hadapanku. Ia sang mega yang membentang dengan warna biru yang begitu menenangkan. Hari ini langit sangat cerah tanpa ada awan kelabu yang menghiasi. Meskipun begitu, nyatanya tidak sama halnya dengan jiwaku yang kini nampak sendu. Ada sesak yang menghimpit dada dan berbagai perdebatan yang mengusik isi kepala. Sudah delapan bulan lebih kujalani peranku sebagai seorang mahasiswa, nyatanya ada sesuatu yang hilang dari jiwa yang kini membuatku berbeda. 

        "Mengapa di tempat ini aku merasakan perbedaan yang sangat kentara? Seperti ada yang hilang, tapi aku tidak tahu itu apa? Mungkinkah aku belum menemukan kenyamanan disini? Ataukah aku sudah kehilangan kepercayaan diriku?" pikirku.

        Nyatanya bukanlah hal yang mudah bagiku untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, diperlukan banyak waktu bagi diri ini untuk memahami dan menerima semuanya. Tidak semua orang dapat berkenan menerima eksistensi dan entitas ku dilingkungan mereka. Selama menjalani perkuliahan ada berbagai karakter manusia yang ku temui dengan berbagai potensi yang mereka miliki. Apalagi di program studi pendidikan yang ku pilih ini, ada banyak mahasiswa yang pandai dalam public speaking dengan wawasan yang begitu luas dalam ilmu agama ataupun ilmu pengetahuan lainnya. Mereka juga aktif dikelas maupun organisasi kampus dan bahkan sebagian dari mereka juga ada yang sudah bekerja. 

        "Hufft, kenapa sih aku gak bisa seperti mereka, yang pandai dalam berbicara dan menyampaikan opini?", monologku.

        "Ide dan gagasanku terkadang tertahan dan tersimpan di pikiranku sendiri. Dan bahkan kerap kali apa yang aku sampaikan pada mereka berbeda dengan rangkaian kata yang telah aku susun di dalam pikiranku."

    "Presentasiku di beberapa pertemuan perkuliahan pun sangat kacau. Bahkan kerap kali aku merasakan demam panggung ketika dihadapkan dengan banyaknya pasang mata."

        "Beberapa teman-temanku pun sudah jauh melangkah dariku, sebagian dari mereka telah memiliki pencapaian yang bagus dibandingkan ku, lalu bagaimana dengan pencapaian ku? Mencoba hal baru di bidang lain pun sudah aku lakukan, nyatanya lagi dan lagi aku gagal. Sepayah itu kah aku?"

        Dan kalimat-kalimat serupa lainnya kini mulai memenuhi isi kepala, menyalahkan diri sendiri atas sebuah kegagalan hingga membandingkan pencapaian diri dengan orang lain. Ku pejamkan mata sambil menghirup udara lalu membuangnya perlahan dan ku lakukan ini secara berulang dengan harapan dapat membuatku sedikit lebih tenang. 

       "Seharusnya aku gak perlu membandingkan pencapaian orang lain dengan pencapaian ku. Bukankah setiap orang itu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing? Ketika rencana kita gagal masih ada cara lain yang bisa kita lakukan, bukan? Mungkin saja saat ini aku harus berusaha lebih keras dan setiap kegagalan merupakan bagian dari proses yang harus ku lalui. Aku percaya semua orang akan sukses dibidang yang mereka tekuni dan waktu sukses setiap orang tidaklah sama." ucapku berusaha menyemangati diri ini yang hampir menyerah hingga tak terasa kedua sudut bibirku tertarik membentuk bulan sabit. Meyakinkan diri untuk percaya akan kemampuan diri karena sang rembulan akan bersinar dengan sinarnya diwaktu yang tepat.





#aksarandah_ #memoar #mentalhealth #percayadiri

Minggu, 26 Februari 2023

Puisi_Bertumbuh


Bukanlah hal yang mudah menyuburkan kembali

tunas baru yang hampir mati.

Bukanlah hal yang mudah menumbuhkan kembali

bunga baru yang telah layu.

 

Bukanlah hal yang mudah untuk merapatkan barisan, 

menyatukan pemikiran hingga menepiskan egoisme 

demi tercapainya suatu tujuan. 

Dan bukanlah hal yang mudah pula untuk berada di titik ini.

 

Ada perjalanan panjang yang harus dilalui,

tangis haru dan canda tawa yang kerap kali menghiasi,

hingga rasa lelah dengan berbagai problematika pun kerap kali menghampiri.

Namun, kata menyerah bukanlah akhir dari semua ini 

dan perjalanan ini tidaklah berakhir sampai disini.

 

Terima kasih telah memberikan warna pada kisah lembaran monokrom sang monarista.

Euforia dan keharmonisan yang tercipta 

tanpa sadar telah membuat eksistensi dan entitasnya diterima.

Mengeskpresikan diri tanpa resah akan estimasi dan validasi 

hingga ia mampu menjadi versi terbaik diri.

 

 

 

#aksarandah_ #hamidah 

#puisi #bertumbuh #hanyakata

Secret Admirer